Kamis, 16 Agustus 2007

Rejoicing The Power Of Work

Pada situasi ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang ini, tekanan globalisasi, faktor efisiensi sebagai faktor penentu agar menang dalam kompetisi, membuat setiap individu harus selalu dalam keadaan yang tegang dan melelahkan. Tekanan ekonomi ini merembes juga kedalam keluarga, hal ini dapat menimbulkan problem, masalah bahkan perceraian. Pada kesempatan kali ini akan dibahas tiga kunci dalam membangun kuasa sukacita dalam bekerja (Rejoicing Power).

Pertama, Continuous Learning atau Pembelajaran Terus Menerus. Proses belajar adalah proses seumur hidup atau terus menerus, tanpa belajar maka kita akan berhenti - Ketika kita berhenti maka ketidak normalan terjadi. Otak kita akan mengalami kemunduran ketika tidak digunakan, maka jelas otak kita juga diciptakan untuk berpikir dan belajar. Kita harus belajar sejak sedini mungkin dan belajarlah terus menerus seumur hidup kita. Apakah belajar itu harus mahal? Memang belajar pasti membutuhkan usaha dan biaya, tetapi tidak selalu belajar itu mahal. Belajar dapat dilakukan melalui buku, perpustakaan, media cetak dan media-media lainnya, bahkan kita dapat belajar dari keluarga, lingkungan dan kehidupan sosial termasuk belajar pada masa krisis seperti sekarang ini. Kuncinya kita harus terus belajar untuk menemukan sukacita di dalam pekerjaan, keluarga dan kehidupan.

Kedua, Boosting Your Creativity atau Pompa Kreativitas. Albert Einstein menemukan rumus Relativitas dan beliau membuktikan bahwa apapun dapat ditransformasi menjadi ENERGI. Rumus Relativitas Einstein digunakan oleh Bobbi Deporter untuk menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai kesempatan untuk sukses yang sama; setiap individu dapat saja memiliki modal atau kemampuan yang sama tetapi hasilnya belum tentu sama, karena hal ini ditentukan oleh kreativitasnya.
E = m c ²
E = Kesuksesan
m = Modal/Kesempatan/Potensi/Kemampuan
c = Kreativitas

Ketiga, Managing Priority atau Mengelola Prioritas. Pada masa sulit, sibuk dalam bekerja adalah waktu yang tepat untuk menunda-nunda pekerjaan. Kita berharap besok adalah lebih baik untuk menyelesaikan pekerjaan hari ini, ternyata tidak - karena besok memiliki kesusahannya sendiri. Musuh prioritas adalah menunda-nunda, jadi kalau kita menunda pekerjaan maka sebenarnya kita sedang menumpuk dan merakitnya menjadi sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak.

Prioritas menjadi penting karena :
a. Waktu terus berlalu - tidak ada replay atau time-out. Kalau kita kehilangan kesempatan maka hal itu tidak akan terjadi lagi.
b. Kita harus hidup efektif, maka kita harus menata waktu kita dengan baik. Orang yang berhasil dan gagal sama-sama memiliki 24 jam sehari sebagai waktu berproduktifitasnya.
Dengan memiliki sikap mental pemenang maka kita akan menganggap krisis dan masa sulit adalah proses pembelajaran yang bermanfaat. Atasi dan carilah jalan keluar dengan kreativitas yang optimum. Untuk berhasil melewati semua hal ini dengan sukacita maka kita harus mengelola prioritas hidup kita, mari lakukan apa yang harus bukan apa yang mau. Salam Sukacita dalam Bekerja!

Tidak ada komentar: